LONJAKAN KASUS SIFILIS DI KOTA BEKASI ANCAM KESEHATAN PUBLIK, DINKES PERKETAT DETEKSI & EDUKASI

LONJAKAN KASUS SIFILIS DI KOTA BEKASI ANCAM KESEHATAN PUBLIK, DINKES PERKETAT DETEKSI & EDUKASI
banner 120x600

KOTA BEKASI, 24 Juni 2025 — RESKRIMPOLDA.NEWS

Ancaman wabah penyakit menular seksual (PMS) di Kota Bekasi kian nyata. Salah satu jenis yang menunjukkan peningkatan drastis adalah sifilis—lebih dikenal dengan istilah raja singa, yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum dan menyebar terutama melalui hubungan seksual berisiko.

Berdasarkan data resmi dari Dinas Kesehatan Kota Bekasi, hingga akhir tahun 2024 tercatat 282 kasus sifilis yang telah teridentifikasi. Lonjakan masih berlanjut pada awal tahun 2025, dengan catatan 102 kasus baru hanya dalam kurun waktu Januari hingga Mei, menunjukkan tren yang mengkhawatirkan.

“Angka ini patut menjadi perhatian serius. Perlu keterlibatan aktif dari semua lapisan masyarakat untuk mencegah penyebaran lebih lanjut,” ujar Vevie Herawati, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Bekasi, Senin (24/6/2025).

STRATEGI PENANGANAN: PENDAMPINGAN, EDUKASI, DAN DETEKSI DINI

Sebagai respons terhadap peningkatan kasus, Dinas Kesehatan telah memperkuat program pencegahan melalui:

  • Skrining aktif terhadap kelompok berisiko tinggi.
  • Pemeriksaan laboratorium secara gratis dan terbuka di fasilitas kesehatan pemerintah.
  • Sosialisasi langsung kepada komunitas, bekerja sama dengan berbagai lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang berfokus pada HIV/AIDS dan infeksi menular seksual lainnya.

Dinkes juga menyoroti pentingnya peran keluarga dan pasangan dalam melakukan pengawasan serta konsultasi medis bila ditemukan gejala mencurigakan, terutama di area organ reproduksi.

“Gejala awal sifilis sering tidak disadari atau diabaikan, seperti luka tidak nyeri di area kelamin, ruam kulit, atau pembengkakan kelenjar getah bening,” tambah Vevie.

DINKES IMBAU WARGA PERIKSA DINI DAN TIDAK STIGMATISASI PENDERITA

Dalam konteks penanggulangan, stigma terhadap pasien sifilis masih menjadi tantangan. Dinkes menegaskan bahwa semua warga yang merasa pernah melakukan kontak seksual berisiko agar tidak ragu untuk melakukan pemeriksaan, baik di Puskesmas maupun rumah sakit yang telah ditunjuk.

Langkah ini penting tidak hanya untuk melindungi diri sendiri, tetapi juga mencegah penyebaran lebih luas kepada pasangan dan bayi dalam kandungan (sifilis kongenital), yang berisiko menyebabkan kecacatan hingga kematian.

[RED]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *