New York, 1 Juni 2025 — RESKRIMPOLDA.NEWS
Sekretariat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tengah mempersiapkan kebijakan besar berupa efisiensi anggaran hingga 20%, yang setara dengan pemotongan sekitar US$ 3,7 miliar. Langkah pemangkasan anggaran ini diproyeksikan akan mempengaruhi sekitar 6.900 pekerja yang tersebar di berbagai negara tempat PBB beroperasi.
Informasi ini terungkap melalui memo internal yang telah diedarkan kepada seluruh unit kerja PBB. Dalam memo tersebut, PBB mewajibkan setiap departemen untuk menyusun rencana efisiensi masing-masing dan menyerahkannya paling lambat 13 Juni 2025. Implementasi kebijakan pemangkasan ini akan dimulai efektif pada 1 Januari 2026, bertepatan dengan dimulainya siklus anggaran baru organisasi internasional tersebut.
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, saat ini tengah mempertimbangkan berbagai skenario untuk mencapai efisiensi anggaran yang ditargetkan. Beberapa opsi yang mengemuka antara lain: merger atau penggabungan lembaga-lembaga PBB, pengurangan jumlah staf secara signifikan, hingga relokasi kantor-kantor operasional ke kota-kota dengan biaya operasional lebih rendah.
Sumber krisis finansial PBB sebagian besar disebabkan oleh menurunnya kontribusi dana dari Amerika Serikat, yang selama ini menyumbang hampir seperempat dari total anggaran PBB. Pemotongan dana yang terjadi sejak era pemerintahan Presiden Donald Trump dan rencana anggaran baru yang makin memangkas sokongan keuangan bagi PBB, telah memperparah defisit organisasi ini.
Sebagai ilustrasi, salah satu badan di bawah PBB, yakni Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), bahkan telah melakukan pemangkasan 20% dari jumlah pegawai mereka akibat mengalami defisit sekitar US$ 58 juta.
Di tengah kondisi ini, Antonio Guterres menyampaikan bahwa langkah-langkah efisiensi yang akan diambil bukan semata-mata soal pemotongan biaya, melainkan juga upaya memastikan keberlanjutan misi dan mandat PBB di seluruh dunia. “Kami akan berfokus pada efisiensi yang tidak mengorbankan nilai-nilai dan komitmen dasar organisasi,” ujarnya dalam pertemuan internal pekan lalu.
[RED]