DALAM LIMA BULAN, LEBIH DARI 2 RIBU WARGA KARAWANG TERPAPAR DBD – 7 DI ANTARANYA MENINGGAL DUNIA

DALAM LIMA BULAN, LEBIH DARI 2 RIBU WARGA KARAWANG TERPAPAR DBD – 7 DI ANTARANYA MENINGGAL DUNIA
banner 120x600

Karawang, 11 JUNI 2025 — RESKRIMPOLDA.NEWS

Situasi darurat kesehatan tengah melanda Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Karawang melaporkan bahwa dalam kurun waktu Januari hingga Mei 2025, terdapat 2.125 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang terdata secara resmi, dengan tujuh kasus berujung kematian, termasuk di antaranya anak-anak dan balita.

Bupati Karawang, Aep Syaepuloh, menyampaikan bahwa tren penyebaran DBD mengalami peningkatan signifikan khususnya dalam tiga bulan terakhir, yakni sejak Maret hingga Mei 2025. Setiap bulan, rata-rata terdapat lebih dari 500 kasus baru yang dilaporkan oleh fasilitas pelayanan kesehatan di seluruh wilayah Karawang.

“Menurut data resmi dari Dinkes, angka kasus DBD mengalami lonjakan mulai Maret hingga Mei, dengan rata-rata kasus mencapai 500 per bulan. Ini tentu menjadi kondisi yang sangat mengkhawatirkan dan perlu penanganan lintas sektor,” ujar Aep saat dikonfirmasi oleh detikJabar pada Selasa, 10 Juni 2025.

Lebih lanjut, Bupati Aep mengungkapkan bahwa dari tujuh korban jiwa akibat infeksi virus dengue ini, distribusi usia cukup beragam.

“Empat orang korban berada pada rentang usia remaja hingga dewasa muda, yakni antara 15 hingga 45 tahun. Dua korban lainnya termasuk dalam kelompok usia sekolah dasar hingga remaja (5–14 tahun), sementara satu korban meninggal adalah anak balita berusia antara 1 hingga 4 tahun,” terang Aep.

Puncak peningkatan tercatat pada bulan Maret, dengan 557 kasus, menjadikan bulan tersebut sebagai titik awal eskalasi penyebaran virus dengue di Karawang. Angka ini terus berfluktuasi namun menunjukkan pola yang konsisten tinggi hingga akhir Mei.

Dinas Kesehatan Karawang menyatakan bahwa penyebab utama lonjakan ini berkaitan erat dengan kondisi cuaca yang mendukung perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti, serta lemahnya pelaksanaan program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di sejumlah wilayah permukiman padat penduduk.

Pemerintah Kabupaten Karawang kini menggalakkan program intervensi masif, termasuk fogging (pengasapan), edukasi masyarakat, serta kampanye 3M Plus (Menguras, Menutup, Mendaur Ulang + langkah tambahan). Selain itu, petugas surveilans lapangan dikerahkan untuk mendeteksi dini potensi penyebaran dan memastikan setiap kasus terdata dengan akurat.

“Kami telah instruksikan kepada seluruh camat dan kepala desa untuk meningkatkan sosialisasi serta tindakan preventif. Kesehatan masyarakat adalah prioritas utama kami,” pungkas Aep.

Hingga saat ini, Pemkab Karawang masih menetapkan status siaga kesehatan masyarakat, dan mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, menjaga kebersihan lingkungan, serta segera melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala demam mendadak disertai nyeri otot dan bintik merah.

[RED]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *