Reskrimpolda.news – Beijing, 10 April 2025 – Pemerintah China mengerek tarif impor produk Amerika Serikat (AS) hingga 84% mulai Kamis (10/4), sebagai balasan atas kebijakan serupa yang diterapkan Presiden AS Donald Trump sehari sebelumnya. Langkah ini memicu eskalasi baru dalam perang dagang kedua negara yang telah mengguncang perekonomian global sejak 2018.
Dilansir dari laporan CNN International, Rabu (9/4), kenaikan tarif China ini melonjak 50 poin persentase dari kebijakan awal. Kebijakan tersebut disiapkan untuk “menyamakan level persaingan” setelah AS memberlakukan tarif resiprokal 104% pada semua barang China mulai Rabu. “Kebijakan ini mencerminkan prinsip resiprokal dan keadilan,” tegas juru bicara Kementerian Perdagangan China tanpa merinci produk yang terdampak.
Trump, yang kembali menjabat sebagai presiden sejak 2024, sebelumnya menyebut tarif tinggi sebagai “senjata” untuk menghentikan praktik perdagangan tidak adil AS-China. Namun, langkah ini justru memantik reaksi keras Beijing. Data menunjukkan China menjadi pihak paling terdampak: 104% tarif AS berarti produk seperti elektronik, tekstil, dan suku cadang kendaraan listrik negeri Tirai Bambu hampir mustahil menembus pasar AS.
Analis memperingatkan, eskalasi ini berisiko memicu inflasi global dan gangguan rantai pasok. “Ini bukan lagi perang dagang, tapi pertarungan ego yang mengorbankan ekonomi dunia,” ucap Lin Wei, ekonom di Universitas Peking. Sejak 2018, tarif kedua negara telah mengurangi perdagangan bilateral hingga 15%, dengan AS kehilangan 300.000 lapangan kerja menurut data Economic Policy Institute.
Pasar saham Asia merespons negatif, indeks Shanghai dan Hang Seng masing-masing anjlok 2,3% dan 3,1%. Di AS, Dow Jones dibuka turun 1,8%. Kedua negara belum menunjukkan sinyal kompromi. Gedung Putih menyatakan kebijakan Trump “tidak akan berubah sampai China menghentikan subsidi ilegal untuk ekspornya.”
(Red)