Menguak Kepemilikan Jalan Tol di Indonesia: Dari Swasta hingga BUMN

banner 120x600

Jakarta, 3 November 2025 – RESKRIMPOLDA.NEWS

Pembangunan jalan tol pertama di Indonesia yang rampung pada tahun 1978 menjadi tonggak sejarah penting bagi kemajuan infrastruktur nasional. Empat dekade berlalu, jaringan jalan tol kini telah menjangkau berbagai pulau besar, mulai dari Jawa, Sumatra, Bali, Sulawesi, hingga Kalimantan , dengan panjang total ribuan kilometer.

Seiring dengan meluasnya jaringan tersebut, kepemilikan dan pengelolaan jalan tol di Indonesia tidak hanya berada di tangan pemerintah , tetapi juga melibatkan sejumlah korporasi swasta besar dan badan usaha milik negara (BUMN) . Berikut rincian pihak-pihak utama yang memiliki dan mengoperasikan berbagai ruas jalan tol di Tanah Air.

1. PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP) – Milik Pengusaha Jusuf Hamka

Perusahaan ini merupakan salah satu pelopor sektor infrastruktur jalan tol di Indonesia. CMNP mengelola sejumlah ruas strategi yang menghubungkan pusat ekonomi penting di wilayah Jabodetabek dan sekitarnya, antara lain:

  • Tol Ir. Wiyoto Wiyono (Cawang–Tanjung Priok)
  • Tol Ruas Lingkar Dalam Kota Jakarta (JIUT)
  • Tol Depok–Antasari (Desari)
  • Tol Soreang–Pasirkoja (Soroja)
  • Tol Waru–Juanda , yang menghubungkan Surabaya dengan Bandar Udara Internasional Juanda.

CMNP dikenal sebagai salah satu operator dengan pengalaman panjang dalam bidang investasi, konstruksi, serta pemeliharaan jalan tol nasional.

2. PT Astra International Tbk – Didirikan oleh William Soerjadjaja

Melalui anak usahanya di bidang infrastruktur, Astra Infra , perusahaan ini memiliki portofolio luas dalam pengelolaan tol lintas provinsi. Beberapa ruas utama yang dikelola antara lain:

  • Tol Tangerang–Merak
  • Tol Cikopo–Palimanan (Cipali)
  • Tol Jombang–Mojokerto
  • Sejumlah ruas dalam jaringan Tol Trans Jawa
  • Tol Kunciran–Serpong , bagian dari Jakarta Outer Ring Road II (JORR II)

Kehadiran Astra Infra memperkuat integrasi konektivitas antarwilayah industri, perdagangan, dan logistik di Pulau Jawa.

3. PT Nusantara Infrastruktur Tbk – Milik Konglomerat Anthony Salim

Perusahaan yang tergabung dalam Salim Group ini juga memegang peran penting dalam sektor transportasi darat. Ruas-ruas tol yang dikelola di antaranya:

  • Tol Serpong–Pondok Aren
  • Tol Kebon Jeruk–Penjaringan
  • Tol AP Pettarani Makassar
  • Tol Makassar Seksi IV
  • Tol Layang Sheikh Mohamed bin Zayed (MBZ) , yang menjadi salah satu proyek monumental di Indonesia.

Dengan jaringan yang meluas hingga ke wilayah timur Indonesia, Infrastruktur Nusantara menjadi representasi ekspansi investasi swasta nasional di bidang transportasi publik.

4. PT Trans Bumi Serbaraja – Grup Anak Usaha Sinar Mas

Perusahaan yang berada di bawah kendali Eka Tjipta Widjaja (Sinar Mas Group) ini mengelola jalan tol Jakarta–Serpong dengan panjang sekitar 12,5 kilometer .
Tol ini berfungsi sebagai penghubung utama antara wilayah selatan Jakarta dengan kawasan organisasi dan bisnis di Tangerang Selatan, serta menjadi bagian integral dari jaringan tol metropolitan Jabodetabek.

5. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

Selain sektor swasta, sejumlah BUMN juga berperan penting sebagai pemilik dan pengelola utama jalan tol di Indonesia . Tiga BUMN utama dalam sektor ini meliputi:

  • PT Jasa Marga (Persero) Tbk , operator tol terbesar di Indonesia, dengan pengelolaan ratusan kilometer jaringan tol di Pulau Jawa, Bali, dan Sumatra.
  • PT Hutama Karya (Persero) , yang ditugaskan pemerintah mengembangkan Tol Trans Sumatra sepanjang lebih dari 2.000 kilometer.
  • PT Waskita Karya (Persero) Tbk , yang turut menggarap sejumlah proyek strategis nasional seperti Tol Bekasi–Cawang–Kampung Melayu (Becakayu) dan Tol Cimanggis–Cibitung .

Arah Pembangunan Infrastruktur Nasional

Pemerintah menegaskan, sinergi antara BUMN dan sektor swasta merupakan kunci dalam percepatan pembangunan infrastruktur. Ke depan, model kerja yang sama seperti kemitraan publik-swasta (PPP) akan terus diperkuat untuk memastikan pemerataan pembangunan antarwilayah.

Melalui kolaborasi ini, Indonesia bertujuan menciptakan konektivitas ekonomi yang efisien , mempercepat arus logistik, serta meningkatkan daya saing nasional di sektor industri dan perdagangan.

[RED]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *