Jakarta, 18 Oktober 2025 – RESKRIMPOLDA.NEWS
Asisten Kapolri Bidang Sumber Daya Manusia (As SDM Kapolri), Irjen Pol. Anwar, menegaskan bahwa pembenahan internal Polri masih menjadi agenda prioritas utama, terutama dalam menghadapi berbagai tantangan moral dan ideologis di tubuh kepolisian.
Dalam seminar bertajuk “Rekonstruksi Jati Diri Bangsa”, Irjen Anwar menyebut masih terdapat sejumlah persoalan internal yang harus dibenahi, antara lain intoleransi, paparan paham radikal, serta perilaku menyimpang yang berpotensi mengganggu profesionalitas dan citra institusi.
“Kami terus melakukan evaluasi menyeluruh terhadap aspek moral, kepribadian, dan ideologi anggota Polri, agar setiap personel memiliki integritas dan loyalitas penuh terhadap Pancasila serta NKRI,” ujar Irjen Anwar dalam paparannya, Kamis (16/10/2025).
Penguatan Seleksi dan Pengawasan Rekrutmen
Lebih lanjut, Irjen Anwar menjelaskan bahwa jajaran SDM Polri saat ini tengah mengembangkan sistem seleksi berbasis digital dan psikometri modern untuk mendeteksi potensi risiko perilaku menyimpang sejak tahap rekrutmen calon anggota.
Salah satu pendekatan yang dilakukan adalah penelusuran rekam jejak digital (digital footprint screening), yang digunakan untuk menilai konsistensi moral, karakter, dan aktivitas daring calon anggota sebelum diterima masuk ke institusi kepolisian.
“Kami belum menggunakan alat teknologi spesifik tertentu, namun pemeriksaan awal dilakukan melalui penelusuran jejak digital dan pengawasan psikologis yang ketat,” jelasnya.
Langkah ini menjadi bagian dari transformasi kebijakan SDM Polri, yang menitikberatkan pada rekrutmen personel berkarakter, berintegritas tinggi, dan bebas dari pengaruh ideologi ekstrem.
Fokus pada Polri yang Humanis dan Profesional
Irjen Anwar menegaskan bahwa reformasi di bidang SDM Polri bukan sekadar soal seleksi, tetapi juga pembinaan karakter berkelanjutan melalui pendidikan, pelatihan, dan pengawasan internal.
“Kami ingin memastikan Polri ke depan diisi oleh personel yang kuat secara mental, sehat secara moral, dan siap melayani masyarakat dengan hati,” tegasnya.
Seminar ini juga dihadiri oleh perwakilan akademisi, tokoh masyarakat, dan pejabat lembaga negara yang sepakat bahwa pembenahan jati diri aparat penegak hukum merupakan bagian penting dari pembangunan karakter bangsa.
[RED]