JAKARTA, 22 JUNI – RESKRIMPOLDA.NEWS
Dominasi para taipan nasional dalam peta kekayaan Tanah Air tahun 2025 masih belum tergoyahkan. Menurut pemutakhiran data Forbes Indonesia, daftar 10 besar orang terkaya Indonesia periode pertengahan 2025 nyaris tidak mengalami pergeseran signifikan dibandingkan bulan sebelumnya.
Jejak kekayaan mereka berasal dari kepemilikan aset strategis dalam sektor-sektor vital seperti pertambangan batu bara, industri manufaktur, teknologi digital, serta perbankan dan jasa keuangan.
INILAH 10 SOSOK PALING KAYA INDONESIA TAHUN 2025
(Berdasarkan pemeringkatan Forbes dalam nilai Rupiah)
- Low Tuck Kwong
- Perusahaan: Bayan Resources
- Bidang Usaha: Pertambangan Batu Bara
- Kekayaan: Rp451 triliun
- Robert Budi Hartono
- Konglomerasi: Grup Djarum
- Bidang Usaha: Industri Rokok & Perbankan (BCA)
- Kekayaan: Rp387 triliun
- Michael Hartono
- Konglomerasi: Grup Djarum
- Bidang Usaha: Tembakau, Perbankan, dan Teknologi
- Kekayaan: Rp372 triliun
- Prajogo Pangestu
- Perusahaan: PT Barito Pacific
- Bidang Usaha: Energi, Petrokimia, Industri Strategis
- Kekayaan: Rp351 triliun
- Sri Prakash Lohia
- Perusahaan: Indorama Corporation
- Bidang Usaha: Petrokimia & Tekstil
- Kekayaan: Rp137 triliun
- Otto Toto Sugiri
- Perusahaan: DCI Indonesia
- Bidang Usaha: Pusat Data & Teknologi Informasi
- Kekayaan: Rp114 triliun
- Dato Sri Tahir
- Konglomerasi: Grup Mayapada
- Bidang Usaha: Perbankan, Properti, Kesehatan
- Kekayaan: Rp85 triliun
- Marina Budiman
- Perusahaan: DCI Indonesia
- Bidang Usaha: Infrastruktur Teknologi & Data Center
- Kekayaan: Rp82 triliun
- Dewi Kam
- Perusahaan: Sumber Suryadaya Prima
- Bidang Usaha: Distribusi Barang Konsumsi & Ritel
- Kekayaan: Rp78 triliun
- Agoes Projosasmito
- Perusahaan: Amman Mineral
- Bidang Usaha: Pertambangan Emas & Tembaga
- Kekayaan: Rp78 triliun
ANALISIS: FOKUS INVESTASI & LEGASI KONGLOMERAT
Para taipan di atas adalah representasi kuat dari konsentrasi ekonomi nasional yang dikendalikan oleh elite bisnis lintas sektor. Sektor pertambangan menempati posisi paling dominan, disusul perbankan, industri petrokimia, dan teknologi digital yang kini berkembang pesat dengan hadirnya pemain seperti DCI Indonesia.
Pengamat ekonomi juga mencatat bahwa keberhasilan mereka tak lepas dari strategi diversifikasi bisnis lintas sektor dan keberanian berekspansi ke pasar global.
[RED]
