JAKARTA, 16 Juni 2025 — RESKRIMPOLDA.NEWS
Nilai tukar mata uang Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) kembali mengalami tekanan pada pembukaan perdagangan hari ini, Senin pagi, 16 Juni 2025, seiring dengan meningkatnya ketegangan geopolitik di kawasan Timur Tengah yang mendorong pelaku pasar untuk beralih ke instrumen investasi safe haven seperti dolar AS dan emas.
Berdasarkan data pasar valuta asing yang dihimpun dari transaksi pagi ini, kurs rupiah melemah sebesar 0,09%, dan diperdagangkan pada level Rp16.310 per USD. Koreksi nilai tukar ini terjadi secara sejalan dengan pelemahan mayoritas mata uang utama di kawasan Asia, seperti yen Jepang, won Korea Selatan, dan dolar Singapura, yang juga mengalami depresiasi akibat meningkatnya aversi risiko global.
Analis teknikal pasar menilai bahwa dari sisi grafik pergerakan nilai tukar, rupiah masih menunjukkan pola tren pelemahan lanjutan, dengan potensi menguji level support berikutnya di kisaran Rp16.400 per USD, apabila ketidakpastian global tidak segera mereda.
“Situasi konflik di Timur Tengah, khususnya yang melibatkan kekuatan militer utama dunia, memicu kekhawatiran akan stabilitas global, sehingga mendorong investor untuk meninggalkan aset berisiko di negara berkembang dan mengamankan dana mereka dalam bentuk aset yang lebih stabil,” ujar seorang analis pasar dari lembaga riset keuangan nasional.
Pelemahan nilai tukar rupiah ini dapat berdampak pada sejumlah sektor, termasuk harga barang impor, beban utang luar negeri, serta tekanan terhadap inflasi domestik, khususnya menjelang semester kedua tahun fiskal 2025. Pemerintah dan Bank Indonesia diharapkan akan terus melakukan langkah stabilisasi melalui intervensi pasar valas serta penyesuaian kebijakan moneter guna menjaga daya tahan perekonomian nasional.
[RED]