KUALA LUMPUR, 8 Juni 2025 – RESKRIMPOLDA.NEWS
Perusahaan minyak dan gas nasional Malaysia, Petroliam Nasional Berhad (Petronas), secara resmi mengumumkan pengurangan tenaga kerja dalam skala besar, dengan memangkas sekitar 10 persen dari jumlah total pegawainya secara global, atau setara dengan 5.000 individu. Keputusan ini menjadi bagian dari langkah strategis perusahaan dalam menghadapi tekanan industri energi yang terus meningkat.
Pernyataan resmi dari kantor berita Bernama menyebut bahwa Perdana Menteri Malaysia, Datuk Seri Anwar Ibrahim, telah memberikan tanggapan terhadap kebijakan tersebut. Ia mengonfirmasi bahwa gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) ini fokus pada posisi kontrak, tanpa merinci secara mendalam dampak sosiologis dan ekonomi dari langkah korporasi tersebut.
LANGKAH “RIGHT-SIZING”: UPAYA MENJAGA DAYA SAING DI TENGAH TURBULENSI ENERGI GLOBAL
Dalam pernyataannya sebelumnya, Presiden Direktur sekaligus Chief Executive Officer Petronas, Tengku Tan Sri Muhammad Taufik, menjelaskan bahwa kebijakan ini merupakan bagian dari pendekatan “right-sizing” — yaitu penyesuaian struktur dan komposisi organisasi secara proporsional — yang dirancang untuk memastikan keberlangsungan bisnis perusahaan dalam jangka panjang.
“Ini adalah keputusan strategis dan tidak ada kaitannya dengan dugaan pengunduran Petronas dari proyek-proyek internasional, termasuk di Kanada,” tegas Tengku Taufik.
PEMANGKASAN TENAGA KERJA DI TENGAH DUNIA YANG SEMAKIN BERGESER KE ENERGI TERBARUKAN
Petronas, yang saat ini memiliki sekitar 50.000 pegawai di seluruh penjuru dunia, menegaskan bahwa proses efisiensi ini merupakan bagian dari penataan organisasi agar tetap relevan dan kompetitif menghadapi perubahan paradigma energi global yang semakin berfokus pada sumber energi rendah karbon dan keberlanjutan lingkungan.
Menurut manajemen, struktur organisasi yang lebih ramping dan responsif sangat dibutuhkan untuk mengantisipasi fluktuasi harga minyak, ketidakpastian geopolitik, serta dorongan transisi energi dari fosil ke terbarukan.
KEKHAWATIRAN PUBLIK: BAGAIMANA DENGAN MASA DEPAN BUMN ENERGI STRATEGIS INI?
Meskipun langkah ini dinyatakan sebagai keputusan korporat jangka panjang, berbagai kalangan mempertanyakan daya tahan dan ketangguhan Petronas sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) strategis dalam menghadapi badai ekonomi regional dan global. Kekhawatiran muncul mengenai implikasi terhadap lapangan kerja, stabilitas sosial, dan kemampuan Petronas untuk tetap menjadi ujung tombak energi Malaysia.
“Restrukturisasi sebesar ini akan menimbulkan tekanan psikologis di kalangan pekerja, baik yang terdampak langsung maupun yang masih aktif. Pemerintah harus hadir memberikan arahan dan perlindungan,” ujar salah satu analis kebijakan energi di Kuala Lumpur.
[RED]