PRESIDEN PRABOWO RESMIKAN PROYEK ENERGI STRATEGIS SENILAI RP 9,8 TRILIUN‼ DUA LADANG MIGAS TERPENCIL ANDALKAN 100% PRODUKSI NASIONAL

PRESIDEN PRABOWO RESMIKAN PROYEK ENERGI STRATEGIS SENILAI RP 9,8 TRILIUN‼ DUA LADANG MIGAS TERPENCIL ANDALKAN 100% PRODUKSI NASIONAL
banner 120x600


JAKARTA, 18 Mei 2025 – RESKRIMPOLDA.NEWS


Presiden Republik Indonesia, Jenderal (Purn.) Prabowo Subianto, secara resmi meluncurkan dua fasilitas pengeboran minyak dan gas bumi (migas) terbaru yang berlokasi paling terpencil di wilayah kedaulatan maritim Indonesia. Proyek strategis berskala nasional ini memiliki nilai investasi sebesar Rp 9,8 triliun dan dinilai sebagai langkah monumental dalam mendukung pencapaian kemandirian energi nasional.

Yang membanggakan, seluruh fasilitas produksi di kedua lapangan migas tersebut—termasuk kapal FPSO (Floating Production, Storage, and Offloading)—dibangun menggunakan 100% komponen dalam negeri (TKDN), sebagai bentuk konkret penguatan industri nasional berbasis energi.

LADANG FOREL DAN TERUBUK: HARAPAN BARU ENERGI NASIONAL
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menyampaikan bahwa kedua ladang energi tersebut diproyeksikan memainkan peran penting dalam mendukung target lifting migas nasional tahun 2030, yaitu 1 juta barel minyak per hari dan 12 miliar kaki kubik gas alam per hari.

“Ini bukan sekadar ladang migas, ini adalah simbol kebangkitan industri energi nasional yang mandiri dan berdaulat. Kita tidak lagi bergantung pada produk luar negeri,” ujar Menteri Bahlil dalam pernyataan resminya, Jumat (16/5/2025).

Lapangan Forel memiliki potensi produksi minyak mentah sebesar 10.000 barel per hari (bph) dan diperkirakan dapat ditingkatkan hingga 13.500 bph setelah optimalisasi produksi tahap lanjut.

Lapangan Terubuk, di sisi lain, ditaksir mampu menyuplai hingga 6.500 bph minyak dan ditambah dengan produksi gas alam mencapai 60 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).

INDUSTRI MARITIM NASIONAL TAMPIL TERDEPAN
Kapal FPSO yang menjadi tulang punggung operasi kedua ladang ini dirakit sepenuhnya di dalam negeri, mengandalkan kemampuan manufaktur galangan kapal lokal. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia mampu membangun infrastruktur energi berskala global tanpa ketergantungan pada vendor asing.

Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM menyampaikan bahwa pemanfaatan TKDN dalam proyek ini telah melampaui 95%, yang mencakup fasilitas penyimpanan, sistem pengolahan minyak, jaringan pipa, serta sistem keamanan lepas pantai.

“Kita membuktikan bahwa produk anak bangsa bisa bersaing dalam proyek energi kelas dunia,” ucap Dirjen Migas.

MULTIPLIER EFFECT UNTUK EKONOMI DAERAH & NASIONAL
Selain mendorong pencapaian target energi nasional, proyek ini juga diharapkan menciptakan ribuan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar. Infrastruktur pendukung seperti pelabuhan energi, jaringan transmisi, dan kawasan industri penunjang juga akan tumbuh di sekitar wilayah operasi ladang Forel dan Terubuk.

Kementerian ESDM memastikan bahwa pengelolaan proyek akan mengutamakan prinsip keamanan operasional, efisiensi energi, perlindungan lingkungan, serta keberlanjutan ekonomi jangka panjang.

[RED]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *