SUBANG, 16 Mei 2025 – RESKRIMPOLDA.NEWS
Tingginya curah hujan yang melanda Kecamatan Legonkulon, Kabupaten Subang, dalam beberapa hari terakhir menyebabkan penurunan kualitas struktur Tanggul Sungai Cipungara yang terletak di Blok Makam Panjang, Desa Karangmulya. Tanggul yang ambles dan terancam longsor ini menimbulkan kekhawatiran serius di tengah masyarakat, terutama terhadap potensi gagal panen dan banjir yang dapat menggenangi permukiman warga.
Sekretaris Desa Karangmulya, Komarudin—yang akrab disapa Komeng—bersama Camat Legonkulon, RD. Dinar Wardinal, A.Pi, MM., telah mengajukan permohonan resmi penanganan darurat kepada Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum. Permohonan tersebut disampaikan langsung kepada pihak UPI D.I Jatiluhur BBWS Citarum, dan diterima oleh OP4 BBWS Citarum dalam pertemuan di Kantor Kecamatan Legonkulon.
Dalam surat permohonan yang disampaikan, disebutkan bahwa kondisi tanggul sepanjang ±50 meter dengan lebar 2 meter telah ambles sedalam 40–60 cm dan kini berada dalam status kritis.
“Tanggul ini sangat vital karena tidak hanya berfungsi sebagai penahan arus Sungai Cipungara, tapi juga menjadi jalur utama transportasi hasil pertanian masyarakat dari tiga desa, yakni Karangmulya, Bobos, dan Pangarengan,” ujar Komeng kepada awak media
Kerusakan tanggul ini mengancam sekitar ±350 hektare lahan pertanian yang saat ini tengah memasuki masa panen. Jika tanggul jebol, tiga dusun di Desa Bobos dan beberapa wilayah di Desa Pangarengan berisiko tergenang banjir, yang dapat menyebabkan kerugian besar bagi masyarakat.
Sebagai bentuk keseriusan, pihak desa juga telah melampirkan dokumentasi visual berupa foto-foto kondisi terkini tanggul dengan titik koordinat GPS dan waktu pengambilan gambar sebagai bahan verifikasi teknis.
Surat permohonan tersebut turut ditembuskan ke Gubernur Jawa Barat, Bupati Subang, BPBD Kabupaten Subang, dan sejumlah instansi terkait lainnya.
“Kami sangat berharap ada langkah cepat dan nyata dari pemerintah pusat maupun daerah. Jangan sampai masalah ini berlarut dan menimbulkan kerugian yang lebih besar bagi masyarakat,” pungkas Komeng.
[RED – T H – EXCEL]