ISLAMABAD –
Pemerintah Republik Islam Pakistan menegaskan bahwa militer nasional berada dalam kondisi kesiapsiagaan penuh untuk menghadapi segala potensi eskalasi konflik bersenjata dengan Republik India. Hal ini disampaikan langsung oleh Menteri Pertahanan Pakistan, Khawaja Muhammad Asif, sebagai tanggapan atas tewasnya 26 wisatawan sipil dalam insiden yang terjadi di wilayah sengketa Kashmir.
Pernyataan Resmi Pemerintah Pakistan
Dalam keterangannya yang dikutip oleh kantor berita Reuters, Menhan Asif menyampaikan bahwa negara Pakistan tidak akan ragu mengambil tindakan militer apabila kedaulatan nasionalnya diusik atau jika konflik bersenjata dipaksakan oleh pihak eksternal.
“Pakistan berada dalam kondisi kesiapan tempur total, seratus persen siap menghadapi setiap bentuk agresi atau skenario pertempuran, jika kedaulatan kami terganggu atau konfrontasi dipaksakan,” tegas Menteri Khawaja Muhammad Asif.
Ancaman Penggunaan Persenjataan Strategis
Lebih lanjut, pihak berwenang Pakistan menyatakan bahwa negara mereka juga tengah mempersiapkan opsi strategis berupa serangan rudal balistik jarak jauh, yang dapat mencakup peluncuran hulu ledak nuklir ke sejumlah target strategis di wilayah India, apabila situasi konflik meningkat ke tingkat yang lebih tinggi.
Dalam pernyataan yang sarat dengan peringatan keras, Pakistan mengklaim memiliki ribuan unit rudal konvensional dan sekitar 130 hulu ledak nuklir aktif yang mampu menghancurkan sasaran dalam skala luas.
“Pakistan memiliki perangkat militer yang memadai, termasuk sistem rudal strategis dan nuklir, yang dapat dikerahkan kapan saja untuk mempertahankan integritas teritorial negara kami,” ujar seorang juru bicara militer yang enggan disebutkan namanya.
Konteks Regional dan Ketegangan Berkepanjangan
Ketegangan di wilayah Kashmir, yang sejak lama menjadi zona konflik antara India dan Pakistan, kembali memuncak usai jatuhnya korban jiwa dari kalangan wisatawan dalam sebuah insiden berdarah yang belum sepenuhnya terkonfirmasi penyebabnya. Kedua negara—yang sama-sama memiliki kekuatan nuklir—telah berulang kali terlibat dalam konflik perbatasan di wilayah tersebut sejak kemerdekaan masing-masing.
Pemerintah India sendiri belum merilis pernyataan resmi atas tudingan maupun ancaman militer dari Pakistan, namun pengamat hubungan internasional menyebut situasi ini sebagai salah satu titik kritis keamanan kawasan Asia Selatan
[RED]